Pada suatu hari di sebuah kampus, para guru besar dan para professor terlihat sangat serius merapatkan suatu hal. Tanpa disadari hari sudah sangat larut, mereka sangat terkejut dan panik menyadari hal itu. Kepanikan melanda suasana pertemuan. Masalah yang membuat mereka panik adalah, apa alasan yang akan mereka berikan kepada istri mereka di rumah.
Tanpa sadar mereka membuka kembali rapat baru, rapat dengan tema baru yaitu menyusun strategi bagaimana menghadapi istri di rumah. Mereka begitu serius, dan…satu jam kemudian mereka menemukan jalan keluarnya. Mereka terlihat lega, begitu antusias dan bersemangat.
Professor Linglung salah satu diantara peserta rapat juga pulang dengan bersemangat, dia sangat yakin dengan apa yang akan dia perbuat setiba di rumahnya. Benar, setiba di depan rumah dia mulai menjalankan strategi yang telah sama sama disepakati. Dengan hati hati professor Linglung membuka kedua sepatunya. Pelan pelan tanpa bersuara dia berhasil membuka pintu gerbang rumahnya. Sambil menjinjing tas di tangan kiri dan sepatu di tangan kanan, sang professor berjalan sambil berjingkat jingkat,. tanpa suara.
Setiba di depan pintu….dengan perlahan dia memasukkan anak kunci dan membuka pintu sangat perlahan dan (luar biasa sekali) tanpa bunyi sama sekali. Sang professor masuk ke dalam rumah dan sambil berjalan berjingkat, perlahan dan tanpa suara dia berjalan ke arah meja, meletakkan tasnya di sana dan sepatu di bawah meja. Sampai sejauh itu semua strategi berhasil di jalankan, hati sang professor begitu lega.
Sejalnjutnya, sang professor berjalan ke arah kamar tidur, dengan hati hati sekali membuka kamar, tanpa bunyi sama sekali dan sekali lagi dia berhasil. Kemudian sang professor dengan perlahan merebahkan dirinya di tempat tidur, tanpa suara, dan….. akhirnya sang professor sadar dia belum punya istri. Untuk apa dia lakukan semua ini. Oh dasar professor Linglung.
|
|